Pemberitahuan:
Artikel ini hanya akan membahas sekilas tentang
materi Siklus Produksi untuk yang tertarik mempelajari lebih lanjut, berikut adalah link
download untuk materi Siklus Produksi dengan host MediaFire, anda bebas mengunduh materi tersebut (free download), jika tidak menemukan link
yang anda cari klik back lalu klik dan lanjutkan. Selamat belajar.Perusahaan terdiri dari berbagai fungsi yang berbeda-beda namun saling berkaitan satu sama lain, satu fungsi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan atau tambahan informasi dari fungsi lain dalam sebuah perusahaan. Dengan kerjasama berbagai fungsi yang berbeda maka perusahaan akan dapat membuat sebuah keputusan yang jauh lebih berkualitas. Berikut adalah sebuah contoh tentang siklus produksi yang menjalankan fungsi produksi pada perusahaan dan hubungannya dengan siklus lain yang ada pada perusahaan.
Siklus produksi merupakan serangkaian pemrosesan operasional aktivitas
bisnis dan pemrosesan informasi yang berhubungan dengan pembuatan produk. Pada
umumnya aktivitas di siklus produksi mencakup 4
(empat) aktivitas dasar berikut, yaitu perancangan produk, perencanaan dan
penjadwalan produksi, operasi produksi, dan akuntansi biaya
Perancangan Produk
Aktivitas pertama dari siklus produksi
adalah perancangan produk. Tujuan dari proses ini adalah membuat produk yang berkualitas,
mempunyai ketahanan (durability), dan
mempunyai fungsi sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan, namun dengan biaya
produksi yang terjangkau oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan perancangan
produk menjadi rumit.
Aktivitas ini akan menghasilkan dua
hal, yang pertama adalah bill of material
(BOM) yaitu dokumen yang memberikan spesifikasi no bagian komponen (part), deskripsi komponen, dan
kuantitas dari masing-masing komponen yang digunakan dalam produk. Yang kedua
adalah daftar operasi (operations list)
yaitu dokumen yang berisi langkah-langkah atau tahapan dalam menghasilkan
produk, penggunaan peralatan dan alokasi waktu masing-masing tahapan.
Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Aktivitas kedua dari siklus produksi
adalah perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuan dari proses ini adalah mengembangkan
perencanaan dan penjadwalan produksi yang efisien sehingga dapat memenuhi
permintaan pelanggan dan dapat mengantisipasi permintaan jangka pendek, namun
perusahaan juga mampu meminimalisir persediaan, baik persediaan bahan mentah maupun
persediaan barang jadi.
Metode umum yang biasanya digunakan
adalah perencanaan sumberdaya dan manufaktur atau Manufacturing Resource Planning (MRP-II) serta perampingan produksi
(lean manufacturing). MRP-II
merupakan pengembangan dari MRP yang bertujuan untuk membuat keseimbangan
antara kapasitas produksi yang ada dan bahan mentah yang dibutuhkan untuk
memenuhi prakiraan permintaan pasar. Metode ini juga disebut dengan push manufacturing karena perusahaan
dituntut untuk melakukan aktivitas produksi demi mengantisipasi permintaan dari
pelanggan.
Metode lean manufacturing merupakan perkembangan dari prinsip sistem
persediaan Just-in-Time (JIT) yang
diaplikasikan pada semua proses produksi dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan
persediaan bahan mentah, persediaan dalam proses, dan barang jadi. Metode ini
juga biasa disebut dengan pull
manufacturing karena perusahaan melakukan aktivitas produksi untuk memenuhi
permintaan dari pelanggan.
Operasional Produksi
Aktivitas selanjutnya atau langkah
ketiga dalam siklus produksi adalah operasional produksi yang merupakan proses
pembuatan barang atau produk. Aktivitas ini mempunyai hasil yang bervariasi
dari tiap perusahaan, perbedaan hasil dapat muncul karena tipe produk yang
dihasilkan berbeda dan perbedaan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam
proses produksi.
Pada tahap ini perusahaan menggunakan
berbagai bentuk teknologi informasi (TI) dalam proses produksi, seperti
misalnya robot dan mesin yang dijalankan oleh komputer atau yang biasanya
disebut dengan Computer-Integrated
Manufacturing (CIM). CIM merupakan pendekatan proses produksi yang sebagian
besar dari proses produksi dilakukan dan dipantau oleh peralatan seperti
komputer dan penggunaan robot, serta penghimpunan data real time untuk aktivitas produksi, pemanfaatan CIM yang tepat dapat
menunjang pengurangan biaya produksi perusahaan.
Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya akan mencatat semua
dampak finansial dari kejadian dan peristiwa yang terjadi selama proses
produksi. Proses pencatatan akuntansi biaya untuk siklus produksi dimulai dari
aktivitas perencanaan produksi hingga produk selesai dan dikirim sebagai
persediaan barang jadi. Sistem akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok,
tujuan yang pertama dari sistem akuntansi biaya yaitu untuk menyediakan
informasi yang akan digunakan dalam tahapan perencanaan, pengendalian, dan
pengevaluasian kinerja operasi produksi. Untuk mencapai tujuan ini maka sistem
akuntansi biaya harus di desain untuk mencatat data secara real-time tentang kinerja aktivitas produksi sehingga manajemen
dapat membuat keputusan dengan singkat dan lebih cepat.
Tujuan kedua dari sistem akuntansi
biaya adalah untuk menyediakan data biaya secara akurat tentang produk sehingga
membantu dalam pengambilankeputusan tentang penetapan harga dan bauran produk (product mix). Tujuan ketiga dari sistem
akuntansi biaya yaitu untuk menghimpun dan memproses informasi yang diperlukan
sehingga perusahaan dapat menetapkan nilai persediaan, dan harga pokok
penjualan (HPP) yang akan dicantumkan pada laporan keuangan. Untuk mencapai
kedua tujuan ini maka sistem akuntansi biaya harus mampu mengelompokkan dari
berbagai kategori dan mengalokasikan biaya pada produk tertentu dan bagian
tertentu dari perusahaan.
Dalam perhitungan akuntansi biaya, perusahaan
dapat menggunakan dua metode berikut job-order
costing atau process costing. Job-order costing merupakan cara
perhitungan beban pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan,
metode ini mengalokasikan biaya-biaya pada batch produksi tertentu, atau tahap
pengerjaan produk tertentu, sehingga ketika produk selesai maka perusahaan
dapat melihat biaya-biaya yang terkandung di dalam produknya
Metode process costing merupakan perhitungan beban pokok produksi jika perusahaan
memproduksi barang atau jasa yang sama dalam skala masif, metode ini
mengalokasikan biaya pada tiap proses, atau pusat kerja (work center), di siklus produksi kemudian mengkalkulasi rata-rata
biaya untuk semua unit produk yang telah selesai diproduksi. Yang perlu diingat
adalah pemilihan metode job-order costing
maupun process costing hanya
berpengaruh pada penentuan alokasi biaya terhadap produk, namun tidak pada
metode pengumpulan datanya.
Dari semua aktivitas yang ada pada
siklus produksi, maka siklus produksi akan menghasilkan berbagai informasi
tentang peristiwa dan kejadian mulai dari perancangan produk hingga pada
aktivitas perhitungan akuntansi biaya. Informasi ini yang kemudian disebarkan
kepada berbagai fungsi yang ada pada perusahaan, lebih mudahnya dapat dilihat
melalui skema berikut:
Dari skema berikut, siklus produksi berhubungan dengan siklus
pendapatan (revenue cycle), karena siklus
produksi dan siklus pendapatan menghasilkan informasi yang berguna dalam rangka
pengambilan keputusan perusahaan.
Siklus pendapatan memberikan informasi kepada siklus produksi berupa prediksi
penjualan dan permintaan pelanggan yang kemudian dapat menjadi dasar untuk
membuat perencanaan produksi dan titik aman persediaan barang jadi/produk,
begitu pula sebaliknya siklus produksi memberikan informasi kepada siklus
pendapatan tentang jumlah produk yang selesai diproduksi serta jumlah produk
yang siap untuk dijual.
Selain dengan siklus pendapatan, siklus produksi mempunyai hubungan dengan
siklus pengeluaran (expenditure cycle)
karena keterkaitan informasi yang dihasilkan. siklus pengeluaran memerlukan
informasi dari siklus produksi berupa informasi bahan mentah yang diperlukan
sehingga dapat melakukan fungsi pemesanan bahan mentah, begitu pula sebaliknya
siklus pengeluaran memberikan informasi terperinci untuk biaya overhead pabrik,
tenaga kerja, dan semua yang berhubungan dengan proses produksi yang berguna
untuk penentuan harga pokok produk.
Siklus sumberdaya manusia juga mempunyai hubungan dengan sistem
sumberdaya manusia karena informasi yang dihasilkan oleh masing-masing siklus,
siklus produksi memberikan informasi jumlah sumberdaya manusia yang diperlukan
dalam proses produksi perusahaan dan siklus sumberdaya memberikan informasi
tentang tenaga kerja dan sumberdaya manusia yang masih tersedia di perusahaan.
Lalu dari semua informasi sebelumnya kemudian dikirim pada sistem pencatatan
dan pelaporan keuangan perusahaan.
Kesimpulan:
Siklus produksi mempunyai empat aktivitas
utama yang dimulai dari perancangan produk, perencanaan dan penjadwalan
produksi, operasi produksi hingga sistem akuntansi biaya yang pada akhirnya
berguna untuk menentukan satuan moneter yang harus dicantumkan pada laporan
keuangan perusahaan.
Peristiwa dan kejadian selama siklus
produksi menghasilkan informasi yang berguna bagi siklus lain yang ada pada
perusahaan, seperti misalnya siklus produksi dengan siklus pendapatan, tentang
informasi prediksi penjualan. Siklus produksi dengan siklus pengeluaran tentang
pembelian bahan baku, siklus produksi dengan siklus penggajian dan SDM tentang
laporan lembur dan upah buruh, siklus produksi dengan sistem pencatatan dan
pelaporan keuangan tentang beban pokok produk yang dihasilkan. Maka dari itu
pengelola sistem harus memperhatikan hubungan dan integrasi antara satu siklus
dengan siklus yang lain sehingga implementasi teknologi informasi dalam
perusahaan dapat menghasilkan teknologi yang tepat guna.
No comments:
Post a Comment