Saturday, 12 November 2016

SEKILAS TENTANG SIKLUS PRODUKSI



Pemberitahuan:
Artikel ini hanya akan membahas sekilas tentang materi Siklus Produksi untuk yang tertarik mempelajari lebih lanjut, berikut adalah link download untuk materi Siklus Produksi dengan host MediaFire, anda bebas mengunduh materi tersebut (free download), jika tidak menemukan link yang anda cari klik back lalu klik dan lanjutkan. Selamat belajar.

https://shtme.co/T3Ct28


Perusahaan terdiri dari berbagai fungsi yang berbeda-beda namun saling berkaitan satu sama lain, satu fungsi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan atau tambahan informasi dari fungsi lain dalam sebuah perusahaan. Dengan kerjasama berbagai fungsi yang berbeda maka perusahaan akan dapat membuat sebuah keputusan yang jauh lebih berkualitas. Berikut adalah sebuah contoh tentang siklus produksi yang menjalankan fungsi produksi pada perusahaan dan hubungannya dengan siklus lain yang ada pada perusahaan.

Siklus produksi merupakan serangkaian pemrosesan operasional aktivitas bisnis dan pemrosesan informasi yang berhubungan dengan pembuatan produk. Pada umumnya aktivitas di siklus produksi mencakup 4 (empat) aktivitas dasar berikut, yaitu perancangan produk, perencanaan dan penjadwalan produksi, operasi produksi, dan akuntansi biaya

Perancangan Produk

Aktivitas pertama dari siklus produksi adalah perancangan produk. Tujuan dari proses ini adalah membuat produk yang berkualitas, mempunyai ketahanan (durability), dan mempunyai fungsi sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan, namun dengan biaya produksi yang terjangkau oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan perancangan produk menjadi rumit.
Aktivitas ini akan menghasilkan dua hal, yang pertama adalah bill of material (BOM) yaitu dokumen yang memberikan spesifikasi no bagian komponen (part), deskripsi komponen, dan kuantitas dari masing-masing komponen yang digunakan dalam produk. Yang kedua adalah daftar operasi (operations list) yaitu dokumen yang berisi langkah-langkah atau tahapan dalam menghasilkan produk, penggunaan peralatan dan alokasi waktu masing-masing tahapan.


Perencanaan dan Penjadwalan Produksi

Aktivitas kedua dari siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuan dari proses ini adalah mengembangkan perencanaan dan penjadwalan produksi yang efisien sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan dan dapat mengantisipasi permintaan jangka pendek, namun perusahaan juga mampu meminimalisir persediaan, baik persediaan bahan mentah maupun persediaan barang jadi.

Metode umum yang biasanya digunakan adalah perencanaan sumberdaya dan manufaktur atau Manufacturing Resource Planning (MRP-II) serta perampingan produksi (lean manufacturing). MRP-II merupakan pengembangan dari MRP yang bertujuan untuk membuat keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan bahan mentah yang dibutuhkan untuk memenuhi prakiraan permintaan pasar. Metode ini juga disebut dengan push manufacturing karena perusahaan dituntut untuk melakukan aktivitas produksi demi mengantisipasi permintaan dari pelanggan.

Metode lean manufacturing merupakan perkembangan dari prinsip sistem persediaan Just-in-Time (JIT) yang diaplikasikan pada semua proses produksi dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan persediaan bahan mentah, persediaan dalam proses, dan barang jadi. Metode ini juga biasa disebut dengan pull manufacturing karena perusahaan melakukan aktivitas produksi untuk memenuhi permintaan dari pelanggan.

Operasional Produksi

Aktivitas selanjutnya atau langkah ketiga dalam siklus produksi adalah operasional produksi yang merupakan proses pembuatan barang atau produk. Aktivitas ini mempunyai hasil yang bervariasi dari tiap perusahaan, perbedaan hasil dapat muncul karena tipe produk yang dihasilkan berbeda dan perbedaan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.


Pada tahap ini perusahaan menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi (TI) dalam proses produksi, seperti misalnya robot dan mesin yang dijalankan oleh komputer atau yang biasanya disebut dengan Computer-Integrated Manufacturing (CIM). CIM merupakan pendekatan proses produksi yang sebagian besar dari proses produksi dilakukan dan dipantau oleh peralatan seperti komputer dan penggunaan robot, serta penghimpunan data real time untuk aktivitas produksi, pemanfaatan CIM yang tepat dapat menunjang pengurangan biaya produksi perusahaan.

Akuntansi Biaya

Sistem akuntansi biaya akan mencatat semua dampak finansial dari kejadian dan peristiwa yang terjadi selama proses produksi. Proses pencatatan akuntansi biaya untuk siklus produksi dimulai dari aktivitas perencanaan produksi hingga produk selesai dan dikirim sebagai persediaan barang jadi. Sistem akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, tujuan yang pertama dari sistem akuntansi biaya yaitu untuk menyediakan informasi yang akan digunakan dalam tahapan perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kinerja operasi produksi. Untuk mencapai tujuan ini maka sistem akuntansi biaya harus di desain untuk mencatat data secara real-time tentang kinerja aktivitas produksi sehingga manajemen dapat membuat keputusan dengan singkat dan lebih cepat.

Tujuan kedua dari sistem akuntansi biaya adalah untuk menyediakan data biaya secara akurat tentang produk sehingga membantu dalam pengambilankeputusan tentang penetapan harga dan bauran produk (product mix). Tujuan ketiga dari sistem akuntansi biaya yaitu untuk menghimpun dan memproses informasi yang diperlukan sehingga perusahaan dapat menetapkan nilai persediaan, dan harga pokok penjualan (HPP) yang akan dicantumkan pada laporan keuangan. Untuk mencapai kedua tujuan ini maka sistem akuntansi biaya harus mampu mengelompokkan dari berbagai kategori dan mengalokasikan biaya pada produk tertentu dan bagian tertentu dari perusahaan.

Dalam perhitungan akuntansi biaya, perusahaan dapat menggunakan dua metode berikut job-order costing atau process costing. Job-order costing merupakan cara perhitungan beban pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan, metode ini mengalokasikan biaya-biaya pada batch produksi tertentu, atau tahap pengerjaan produk tertentu, sehingga ketika produk selesai maka perusahaan dapat melihat biaya-biaya yang terkandung di dalam produknya

Metode process costing merupakan perhitungan beban pokok produksi jika perusahaan memproduksi barang atau jasa yang sama dalam skala masif, metode ini mengalokasikan biaya pada tiap proses, atau pusat kerja (work center), di siklus produksi kemudian mengkalkulasi rata-rata biaya untuk semua unit produk yang telah selesai diproduksi. Yang perlu diingat adalah pemilihan metode job-order costing maupun process costing hanya berpengaruh pada penentuan alokasi biaya terhadap produk, namun tidak pada metode pengumpulan datanya.

Dari semua aktivitas yang ada pada siklus produksi, maka siklus produksi akan menghasilkan berbagai informasi tentang peristiwa dan kejadian mulai dari perancangan produk hingga pada aktivitas perhitungan akuntansi biaya. Informasi ini yang kemudian disebarkan kepada berbagai fungsi yang ada pada perusahaan, lebih mudahnya dapat dilihat melalui skema berikut:



Dari skema berikut, siklus produksi berhubungan dengan siklus pendapatan (revenue cycle), karena siklus produksi dan siklus pendapatan menghasilkan informasi yang berguna dalam rangka pengambilan keputusan perusahaan.

Siklus pendapatan memberikan informasi kepada siklus produksi berupa prediksi penjualan dan permintaan pelanggan yang kemudian dapat menjadi dasar untuk membuat perencanaan produksi dan titik aman persediaan barang jadi/produk, begitu pula sebaliknya siklus produksi memberikan informasi kepada siklus pendapatan tentang jumlah produk yang selesai diproduksi serta jumlah produk yang siap untuk dijual.

Selain dengan siklus pendapatan, siklus produksi mempunyai hubungan dengan siklus pengeluaran (expenditure cycle) karena keterkaitan informasi yang dihasilkan. siklus pengeluaran memerlukan informasi dari siklus produksi berupa informasi bahan mentah yang diperlukan sehingga dapat melakukan fungsi pemesanan bahan mentah, begitu pula sebaliknya siklus pengeluaran memberikan informasi terperinci untuk biaya overhead pabrik, tenaga kerja, dan semua yang berhubungan dengan proses produksi yang berguna untuk penentuan harga pokok produk.

Siklus sumberdaya manusia juga mempunyai hubungan dengan sistem sumberdaya manusia karena informasi yang dihasilkan oleh masing-masing siklus, siklus produksi memberikan informasi jumlah sumberdaya manusia yang diperlukan dalam proses produksi perusahaan dan siklus sumberdaya memberikan informasi tentang tenaga kerja dan sumberdaya manusia yang masih tersedia di perusahaan. Lalu dari semua informasi sebelumnya kemudian dikirim pada sistem pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan.

Kesimpulan:

Siklus produksi mempunyai empat aktivitas utama yang dimulai dari perancangan produk, perencanaan dan penjadwalan produksi, operasi produksi hingga sistem akuntansi biaya yang pada akhirnya berguna untuk menentukan satuan moneter yang harus dicantumkan pada laporan keuangan perusahaan.


Peristiwa dan kejadian selama siklus produksi menghasilkan informasi yang berguna bagi siklus lain yang ada pada perusahaan, seperti misalnya siklus produksi dengan siklus pendapatan, tentang informasi prediksi penjualan. Siklus produksi dengan siklus pengeluaran tentang pembelian bahan baku, siklus produksi dengan siklus penggajian dan SDM tentang laporan lembur dan upah buruh, siklus produksi dengan sistem pencatatan dan pelaporan keuangan tentang beban pokok produk yang dihasilkan. Maka dari itu pengelola sistem harus memperhatikan hubungan dan integrasi antara satu siklus dengan siklus yang lain sehingga implementasi teknologi informasi dalam perusahaan dapat menghasilkan teknologi yang tepat guna. 

No comments:

Post a Comment