Tantangan pada dunia usaha yang terus berubah menyesuaikan permintaan pasar, perubahan teknologi, dan berbagai hal lain yang berpengaruh terhadap industri. Sebagai jawaban atas tantangan tersebut bagian pengadaan perusahaan lambat laun namun pasti telah mulai berevolusi dari fungsi pembelian administratif menjadi fungsi bisnis stratejik dengan harapan nantinya dapat memberi kontribusi positif pada posisi perusahaan di pasar yang kompetitif melalui pengelolaan hubungan dengan pemasok.
Peter Kraljic seorang direktur pada McKinsey & Company, Inc di Dusseldorf pada tahun 1983 telah mulai membahas hal ini pada artikelnya, Kraljic memandang pembelian (purchasing) sebagai suatu fungsi bisnis yang perlu untuk berubah dan beradaptasi dengan lingkungan tingkat dunia serta perubahan ekonomi, sehingga ketika terjadi gejolak ekonomi maupun politik manajer pembelian masih mampu untuk tetap menyediakan bahan baku dan dapat menjaga jaringan dengan para pemasok. Kraljic membentuk suatu model yang memungkinkan manajemen tingkat atas untuk mengenali kelemahan dan ancaman dari pasokan beserta strategi pengelolaannya, konsep sederhana dari pemikiran Kraljic adalah “purchasing must become supply management” atau pembelian harus menjadi manajemen pasokan.
Kraljic membentuk suatu matriks 2x2 yang mengklasifikasikan barang dan jasa yang dibeli pada dua dimensi yaitu dimensi tinggi atau rendahnya dampak strategis (strategic impact), dan dimensi tinggi atau rendahnya risiko pasokan (supply risk). Pengukuran dampak strategis dapat melalui biaya dari bahan baku, total biaya bahan baku, nilai tambah, dan keuntungan. Sementara untuk risiko pasokan kompleksitas pasar pasokan yang dapat terdeteksi atau diidentifikasi pada beberapa faktor seperti jumlah pemasok di pasar, kondisi pasar monopoli atau oligopoli, tingkat kemajuan teknologi barang pasokan, penghalang pesaing baru memasuki pasar (entry barriers), biaya logistik dan kompleksitas logistik.
Berdasar dari dua dimensi maka terbentuklah maktriks 2x2 yang membagi barang pada empat kategori yaitu bottleneck, noncritical, leverage dan strategic items, dari kategori tersebut perusahaan dapat mengambil sikap kepada pemasok untuk kepentingan manajemen pemasok. Berikut adalah gambar dari matriks Kraljic.
Dengan adanya pembagian kategori tersebut memudahkan perusahaan untuk memilih tindakan terhadap pengelolaan pemasok.
Kategori barang leverage, merupakan barang dengan dampak strategis tinggi dan risiko pasokan rendah, risiko pasokan rendah bisa jadi karena perusahaan telah melakukan strategi mitigasi atau pemindahan risiko, proses pasokan terhadap barang ini telah terbentuk dengan baik dan matang, menyikapi hal ini perusahaan dapat bersikap eksploitatif hingga pada kemampuan beli maksimal perusahaan, seperti misalnya melalui sistem tender, dan pemasangan harga tujuan (target pricing).
Kategori non-critical merupakan barang rutin dengan harga yang relatif rendah, berdampak rendah terhadap bisnis, risiko pasokan rendah (pasar pasokan sangat sehat sehingga banyak pilihan dan alternatif), namun frekuensi pembelian tinggi sehingga dapat menyebabkan biaya transaksi yang tinggi, karena itu strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk barang ini adalah mengurangi biaya transaksi seperti misalnya melalui pengelolaan kategori pada pengadaan elektronik (e-procurement).
Kategori bottleneck, barang dalam kategori ini biasanya cenderung diabaikan, karena mempunyai dampak rendah terhadap bisnis namun mempunyai risiko pasokan yang tinggi, sehingga memungkinkan mengganggu dan menunda proses bisnis, contoh barang seperti sparepart mesin produksi yang mempunyai harga murah dan mudah didapat namun dapat mengganggu jalannya produksi. Strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah bekerjasama dengan pemasok untuk memastikan jumlah persediaan barang yang aman, pembuatan rencana cadangan, dan membentuk titik aman persediaan (safety stock).
Kategori barang strategic, biasanya terkait dengan strategi di masa datang karena barang dalam kategori ini tergolong berdampak besar bagi perusahaan dan mempunyai risiko yang tinggi, karena itu pendekatan strategi untuk barang pada golongan ini harus berorientasi pada masa datang. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk barang pada kuadran ini seperti hubungan jangka panjang dengan pemasok, perencanaan berkelanjutan, dan perencanaan strategis. Pengelolaan yang sukses pada kategori ini pada jangka panjang dapat berpengaruh pada keberlanjutan hidup perusahaan.
Tujuan utama dari matriks Kraljic adalah meminimalisir risiko pasokan dan memaksimalkan daya beli perusahaan. Matriks Kraljic memudahkan bagian pengadaan dalam menentukan sikap untuk menangani beberapa barang yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Lebih lanjut Gelderman dan Van Weele pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa barang yang mempunyai banyak permasalahan terletak pada kategori bottleneck membuat kecukupan jumlah barang, titik aman persediaan, pengendalian terhadap pemasok dan rencana cadangan jika terjadi sesuatu berupa strategi diversifikasi. Barang dengan kategori strategic dan non-critical merupakan kategori yang menjaga keseimbangan antara pembeli dan pemasok. Barang dengan kategori non-critical membutuhkan sistem proses yang efisien, standarisasi produk, standarisasi jumlah pemesanan dan optimalisasi persediaan, sementara barang kategori strategic memerlukan hubungan berupa rekanan strategis dengan pemasok.
Strategi yang sesuai untuk barang kategori strategic dan bottleneck adalah strategi yang meminimalisir risiko, perusahaan sebisa mungkin menggeser posisi kategori barang menuju ke kategori leverage dan non-critical, rekomendasi strategis standar biasanya memindahkan barang antar ketegori berdasarkan situasi pasar dan perusahaan. Berikut contoh rekomendasi strategi standar.
Namun perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal lain sebelum menerapkan strategi, misalnya jika perusahaan berlokasi di lingkungan yang terpencil setidaknya ada dua strategi yang dapat digunakan yaitu penggunaan jasa agen pembelian di sekitar lokasi atau strategi lain dengan menerapkan sistem manajemen logistik.
Kesimpulan:
Matriks Kraljic yang tercipta pada tahun 1983 merupakan suatu alat yang sangat mudah dan berguna bagi perusahaan terutama untuk bagian pengadaan atau bagian pembelian untuk mendukung perubahan dari pengadaan yang bersifat pembelian administratif menjadi pengadaan dengan pendekatan strategis untuk memberi keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Matriks Kraljic memnggunakan dua dimensi pendekatan yaitu dampak terhadap strategis dan risiko pasokan yang kemudian membagi barang menjadi empat kategori yaitu kategori non-critical, kategori bottleneck, kategori leverage, kategori strategic. Pembagian dimaksudkan agar perusahaan dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan daya beli.
Empat kategori yang telah ada masih memungkinkan barang untuk berpindah kategori tergantung pasar dan strategi yang diterapkan oleh perusahaan.
No comments:
Post a Comment