Monday, 22 May 2017

SEKILAS TENTANG PORTER FIVE FORCES MODEL



Tujuan dari riset dan analisis pasar untuk mengembangkan pemahaman perushaan terhadap sifat pasar, cara kerja pasar dan pengaruhnya terhadap strategi pengadaan secara keseluruhan agar perusahaan dapat mengambil keputusan terbaik dari informasi yang tersedia. Terdapat berbagai macam cara untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pasar, misalnya dengan bertanya kepada pemasok atau melihat posisi perusahaan di badan asosiasi industri. Salah satu alat analisis yang biasa digunakan oleh perusahaan di dunia adalah Porter five forces model.

Porter five forces model, merupakan suatu model yang diciptakan oleh seorang profesor Harvard Business School yang bernama Michael E. Porter tahun 1980 pada bukunya “Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors” dengan tujuan agar perusahaan lebih mudah mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan yang mempengaruhi pasar serta mengetahui kekuatan, kelemahan, dan posisi perusahaan di pasar. Dalam modelnya Porter membagi kekuatan yang berpengaruh pada pasar dan industri menjadi lima kekuatan yaitu kekuatan pemasok (supplier power), kekuatan pembeli (buyer power), persaingan perusahaan sejenis (competitive rivalry), ancaman barang pengganti (threat of substitution), ancaman pendatang baru (threat of new entry).




Dari bagan dapat dilihat bahwa tiga elemen berwarna biru biasa disebut sebagai “kompetisi horisontal” karena masing-masing pengaruh memberikan dampak pada pasar, sementara dua elemen berwarna merah disebut sebagai “kompetisi vertikal” karena pengaruhnya lebih berasal dari rantai pasokan (supply chain). Ada baiknya penggunaan Porter five force model berdasar pada satu lini produk, jika perusahaan memiliki berbagai macam produk dan jasa maka masing-masing lini produk hendaknya memiliki Porter five force model masing-masing.

Kekuatan pemasok (supplier power)

Mengidentifikasi tingkat kekuatan pemasok atau penjual menaikkan harga, faktor-faktor termasuk jumlah pemasok atau penjual, keunikan produk perusahaan, program loyalitas pelanggan, dan lainnya

Kekuatan pembeli (buyer power)

Mengidentifikasi tingkat kekuatan pembeli menurunkan harga, faktor-faktor yang mempengaruhi termasuk jumlah pembeli, kepentingan tiap pembeli kepada pemasok atau penjual, biaya dan tingkat kemudahan pembeli beralih ke penjual lain, dan lainnya

Persaingan perusahaan sejenis (competitive rivalry)

Mengidentifikasi tingkat kemampuan dan jumlah pemasok atau perusahaan sejenis, jika banyak pemasok lain yang mampu menawarkan barang atau jasa sejenis yang menarik maka pemasok memiliki kekuatan pengaruh sedikit terhadap pasar, namun jika jumlah pemasok sedikit atau terdapat perbedaan mencolok (diferensiasi) pada masing-masing barang dan jasa yang sejenis maka pemasok memiliki pengaruh yang besar terhadap pasar.

Ancaman barang pengganti (threat of substitution)

Mengidentifikasi kemudahan pembeli mencari barang atau jasa pengganti, jika barang atau jasa mudah di replikasi maka hal tersebut melemahkan kekuatan pemasok karena pembeli akan mudah menemukan barang atau jasa pengganti.

Ancaman pendatang baru (threat of new entry)

Mengidentifikasi kemampuan pendatang baru atau pemasok baru memasuki pasar, semakin mudah pendatang baru memasuki pasar maka hal tersebut semakin melemahkan pengaruh dari pemasok yang ada.

Sebagai contoh, berikut apabila Porter five forces model diterapkan pada industri otomotif

Dari analisis diatas maka perusahaan dapat mengambil kesimpulan untuk ancaman dari pendatang baru bersifat sangat lemah karena begitu banyaknya kendala yang harus dihadapi oleh pendatang baru, hal ini merupakan suatu nilai tambah untuk perusahaan yang telah berkecimpung pada industri tersebut. Kekuatan pemasok lemah karena bahan baku mudah didapatkan dan banyaknya jumlah pemasok atau penjual otomotif sehingga tidak ada kekuatan dominan yang menjalankan pasar, hal ini bisa menjadi sebuah nilai tambah bagi perusahaan, namun sebaliknya kekuatan pembeli tergolong kuat karena banyaknya jumlah pembeli dan untuk pembeli dengan unit masif (seperti perusahaan dan pemerintah) mempunyai kekuatan untuk menawar harga, hal tersebut dapat menjadi nilai negatif bagi perusahaan. Ancaman barang pengganti tergolong lemah karena ketidakmampuan barang pengganti untuk memberikan kenyamanan yang sama dengan produk dari penjual atau merk mobil, hal ini menjadi hal positif bagi perusahaan karena ancaman barang pengganti tergolong lemah. Persaingan perusahaan sejenis dalam industri tergolong sangat kuat, beberapa perusahaan memilih untuk tetap di industri karena jika perusahaan tersebut keluar maka dampak kerugian yang dirasakan sangat besar, hal ini bisa menjadi nilai yang negatif bagi perusahaan. Jika digambarkan maka Porter five force model dalam industri otomotif berbentuk sebagai berikut.

Kesimpulan:

Porter five forces model, merupakan suatu model yang diciptakan oleh seorang profesor Harvard Business School yang bernama Michael E. Porter tahun 1980 dengan tujuan agar perusahaan lebih mudah mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan yang mempengaruhi pasar serta mengetahui kekuatan, kelemahan, dan posisi perusahaan di pasar.

Dalam modelnya Porter membagi kekuatan yang berpengaruh pada pasar dan industri menjadi lima kekuatan yaitu kekuatan pemasok (supplier power), kekuatan pembeli (buyer power), persaingan perusahaan sejenis (competitive rivalry), ancaman barang pengganti (threat of substitution), ancaman pendatang baru (threat of new entry).

Tiga elemen Porter five forces model yaitu persaingan perusahaan sejenis, ancaman barang pengganti, ancaman pendatang baru biasa disebut sebagai “kompetisi horisontal” karena masing-masing pengaruh memberikan dampak pada pasar, sementara dua elemen lainnya yaitu kekuatan pemasok, kekuatan pembeli disebut sebagai “kompetisi vertikal” karena pengaruhnya lebih berasal dari rantai pasokan (supply chain).

No comments:

Post a Comment