Tuesday 24 January 2017

SEKILAS TENTANG JOB COSTING SYSTEM (SISTEM BIAYA PESANAN)



Praktik industri memiliki variasi yang luas, mulai dari sektor manufaktur hingga sektor jasa, mulai dari bahan yang kasat mata hingga bahan yang tidak kasat mata. Untuk mengatasi berbagai hambatan yang muncul dalam praktik industri, akuntansi sebagai disiplin ilmu memiliki berbagai variasi untuk memudahkan jalannya praktik industri.

Salah satu variasi akuntansi terutama akuntansi manajemen adalah sistem biaya pesanan (job costing system), sistem ini biasanya digunakan pada industri yang mempunyai produk dengan pengerjaan berbasis pesanan seperti perusahaan yang bergerak di industri proyek-proyek konstruksi, jasa percetakan, perusahaan pembuatan mebel berdasar pesanan atau perusahaan di bidang proyek promosi. Pada sistem ini, obyek biaya adalah unit-unit dari produk yang berbeda berdasarkan pesanan (job), karena setiap pesanan menggunakan sumberdaya yang berbeda.


Sistem biaya pesanan memberikan catatan yang berbeda untuk setiap pekerjaan pesanan yang berbeda dan dicatat pada job cost sheet untuk masing-masing pesanan sebagai contoh perusahaan firma hukum yang memberikan tarif jasa perkara pembunuhan dengan jasa perkara pencurian kecil tentunya mempunyai biaya yang berbeda karena jumlah sumber daya manusia yang dialokasikan berbeda, dan dicatat pada job cost sheet yang berbeda, job cost sheet untuk perkara pembunuhan dan job cost sheet untuk pencurian kecil. Berikut bentuk skema dalam sistem biaya pesanan:


Pada praktiknya, perusahaan sebelum menerima pesanan dan pekerjaan akan melalui lima langkah berikut untuk sebelum implementasi biaya pesanan:
  1. Mengidentifikasi permasalahan dan ketidakpastian. Terutama untuk masalah sumberdaya perusahaan yang keluar untuk memenuhi pesanan dan penetapan harga untuk pesanan karena berkaitan dengan harga dari pesaing.
  2. Mengumpulkan dan mengolah informasi. Sebelum menerima pesanan ada baiknya manajer mengevaluasi kembali tentang kesesuaian pesanan dengan strategi perusahaan, segmen pasar atau konsumen yang diterima dengan strategi perusahaan, dan analisis pesaing serta analisis sumberdaya perusahaan.
  3. Membuat prediksi untuk masa depan. Manajer perusahaan perlu untuk melakukan perhitungan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Manajer juga perlu untuk memperhitungkan faktor kualitatif dan faktor risiko yang akan muncul, berdasarkan pada data-data yang ada dan bukan berdasar pada penilaian manajer semata.
  4. Mengambil keputusan dari berbagai alternatif pilihan yang telah dibuat. Setelah mengetahui berbagai prediksi yang muncul, risiko yang mungkin terjadi, dan kompetisi harga pesaing, maka manajer dapat membuat sebuah keputusan berdasar informasi yang telah dikumpulkan.
  5. Melakukan implementasi keputusan, evaluasi kinerja dan mendokumentasikan untuk tujuan pembelajaran. Ketika perusahaan menerima pesanan tersebut maka tugas selanjutnya bagi manajer adalah melakukan pemantauan terhadap semua biaya yang muncul, lalu kemudian manajer membandingkan prediksi yang telah dibuat dengan biaya yang terjadi sehingga mengetahui kualitas kinerja yang telah dilakukan.


Dengan adanya kemajuan teknologi maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dari operasinya, manajer dapat mengetahui informasi biaya dengan lebih tepat, lebih cepat dan lebih mudah dalam mengendalikan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead dalam memenuhi pesanan perusahaan. Sebagai contoh adalah informasi tentang bahan baku, dengan adanya kemajuan teknologi maka semua informasi secara akurat dan dapat diproses dalam hitungan jam, mulai dari jumlah persediaan di gudang, jumlah penggunaan bahan baku sehingga manajer dapat membuat keputusan bisnis lebih cepat.

Kesimpulan:

Akuntansi terutama akuntansi biaya mempunyai dua sistem perhitungan biaya yaitu sistem biaya pesanan (job order costing) dan sistem biaya proses (process costing), penggunaan sistem biaya pesanan lebih cocok pada perusahaan yang mempunyai produk dengan pengerjaan berbasis pesanan seperti perusahaan yang bergerak pada pengerjaan proyek-proyek konstruksi, jasa percetakan, perusahaan pembuatan mebel berdasar pesanan atau perusahaan di bidang proyek promosi.

Setiap pengerjaan produk atau pesanan mempunyai catatan biaya yang berbeda-beda karena biaya yang terlibat juga berbeda-beda. Setiap produk atau pesanan melibatkan biaya bahan baku yang berbeda, biaya tenaga kerja langsung yang berbeda, dan overhead yang berbeda, maka dari itu biaya produk berbeda-beda antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, dan hal tersebut dicatat pada job cost sheet yang berbeda.

Dengan adanya kemajuan teknologi maka manajer persuahaan mengalami banyak kemudahan dalam hal mengambil keputusan berkaitan dengan biaya produk. Teknologi seperti barcode memudahkan manajer memantau jumlah konsumsi bahan baku suatu produk, jumlah tenaga kerja yang terlibat, jam tenaga kerja hingga biaya overhead pabrik dapat dilihat dalam waktu hitungan jam, sehingga manajer dapat mengambil keputusan bisnis lebih cepat.

No comments:

Post a Comment